Rabu, 20 Februari 2013

zat aditif makanan


 ZAT ADITIF


Zat pewarna ditambahkan pada bahan makanan pada umumnya bertujuan untuk memperoleh warna makanan yang lebih menarik dan menjadi lebih bervariasi
Zat pewarna alami yang biasa digunakan adalah:
  1. Kunyit, menghasilkan warna kurkumin (kuning)
  2. Daun suji, menghasilkan warna hijau
  3. Cabe merah atau ekstrak paprika, menghasilkan warna kapxantin (merah)
  4. Bubuk bit, menghasilkan warna antosianin yang berwarna ungu atau merah
  5. Gula yang dipanaskan (karamel), menghasilkan warna coklat
  6. Wortel, menghasilkan warna beta-karoten (kuning)
Zat pewarna buatan saat ini telah tersedia, namun harus hati-hati dalam penggunaannya. Contoh zat pewarna diantaranya adalah:
  1. Tartrazine
  2. Sunset Yellow FCF
  3. Ponceau 4R
  4. Merah Allura
  5. Carmoisine
  6. Brilliant Black BN
  7. Patent Blue V
FD & C Red No. 2 dan No. 3



 

Pemanis


Pemanis alami : tebu atau bit, aren, kelapa, madu dan buah-buahan 

Beberapa contoh pemanis buatan, misalnya sakarin, siklamat, aspartam, asesulfam, dihidrokalkon, flavonoid neohesperidin dan sorbitol. 
Aspartam dan sorbitol banyak digunakan pada produk makanan untuk penderita diabetes. Penggunaan sakarin dan siklamat saat ini telah dilarang karena diketahui sebagai penyebab kanker.


 
Penyedap


Zat penyedap ditambahkan pada makanan bertujuan untuk meningkatkan cita rasa makanan dan menekan rasa yang tidak diinginkan dalam makanan, misalnya rasa bawang yang tajam, rasa sayuran mentah dan rasa pahit dalam sayuran kaleng. 

Bahan penyedap alami :  bawang putih, bawang bombay, biji pala, merica, ketumbar, sereh, daun pandan, daun salam, terasi, garam dapur dan gula yang dicampur dengan komposisi tertentu, cuka dan asam jawa yang dapat menyebabkan rasa makanan menjadi asam segar.

Penyedap sintetik yang digunakan secara luas di rumah tangga adalah Monosodium Glutamat (MSG) atau yang lebih dikenal dengan vetsin atau micin. MSG merupakan garam natrium dari asam glutamat yang secara alami terdapat dalam protein nabati atau hewani, seperti daging, susu, ikan, gandum, jagung dan kacang-kacangan. MSG dapat meningkatkan cita rasa komponen-komponen lain yang terkandung dalam bahan makanan. Sifat yang demikian disebut dengan taste enhancer ( penegas rasa).
 Zat ini tidak berasa, tetapi jika ditambahkan pada makanan, maka akan menghasilkan rasa yang sedap. Penggunaan MSG berlebihan telah menyebabkan “Chinese restaurant syndrome” yaitu suatu gangguan kesehatan dimana kepala terasa pusing dan berdenyut


 Pengawet
Adalah bahan yang dapat mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme.
a) Pengawet Alami
Bahan pengawet alami yang sering digunakan adalah garam, cuka, biji kepayang, dan gula. Gula (sukrosa) yang dapat dipakai untuk mengawetkan buah-buahan (manisan) dan garam dapur yang dapat digunakan untuk mengawetkan ikan. Metode pengawetan menggunakan garam dapur (NaCl) telah dilakukan masyarakat luas selama bertahun-tahun.

b) Pengawet Buatan
Zat pengawet sintetis, contohnya: asam cuka, sebagai pengawet acar dan natrium propionat atau kalsium propionat dipakai untuk mengawetkan roti dan kue kering. Garam natrium benzoat, asam sitrat, dan asam tartrat dipakai untuk mengawetkan makanan. natrium nitrat atau sendawa (NaNO3) yang berfungsi untuk menjaga agar tampilan daging tetap merah. Asam fosfat biasa ditambahkan pada beberapa minuman penyegar . Pengawet yang tidak boleh dipergunakan untuk mengawetkan makanan, di antaranya formalin dipakai untuk mengawetkan benda-benda, seperti mayat atau binatang yang sudah mati. Pemakaian pengawet formalin untuk mengawetkan makanan, seperti bakso, ikan asin, tahu, dan makanan jenis lainnya dapat menimbulkan risiko kesehatan. Pengawet boraks bersifat desinfektan atau efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroba penyebab membusuknya makanan serta dapat memperbaiki tekstur makanan sehingga lebih kenyal. Boraks hanya boleh dipergunakan untuk industri nonpangan, seperti dalam pembuatan gelas, industri kertas, pengawet kayu, dan keramik.
Jika boraks termakan dalam kadar tertentu, dapat menimbulkan sejumlah efek samping bagi kesehatan, di antaranya:
a)    gangguan pada sistem saraf, ginjal, hati, dan kulit.
b)    pendarahan di lambung dan gangguan stimulasi saraf pusat.
c)    terjadinya komplikasi pada otak dan hati
d)    menyebabkan kematian jika ginjal mengandung boraks sebanyak 3–6 gram.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar