ZAT ADITIF
Zat pewarna ditambahkan pada bahan
makanan pada umumnya bertujuan untuk memperoleh warna makanan yang lebih
menarik dan menjadi lebih bervariasi
Zat pewarna alami yang biasa
digunakan adalah:
- Kunyit, menghasilkan warna kurkumin (kuning)
- Daun suji, menghasilkan warna hijau
- Cabe merah atau ekstrak paprika, menghasilkan warna kapxantin (merah)
- Bubuk bit, menghasilkan warna antosianin yang berwarna ungu atau merah
- Gula yang dipanaskan (karamel), menghasilkan warna coklat
- Wortel, menghasilkan warna beta-karoten (kuning)
Zat pewarna buatan saat ini telah
tersedia, namun harus hati-hati dalam penggunaannya. Contoh zat pewarna
diantaranya adalah:
- Tartrazine
- Sunset Yellow FCF
- Ponceau 4R
- Merah Allura
- Carmoisine
- Brilliant Black BN
- Patent Blue V
Pemanis
Pemanis alami : tebu atau bit,
aren, kelapa, madu dan buah-buahan
Beberapa contoh pemanis buatan,
misalnya sakarin, siklamat, aspartam, asesulfam, dihidrokalkon, flavonoid
neohesperidin dan sorbitol.
Aspartam dan sorbitol banyak digunakan pada
produk makanan untuk penderita diabetes. Penggunaan sakarin dan siklamat saat
ini telah dilarang karena diketahui sebagai penyebab kanker.
|
Penyedap
Zat penyedap ditambahkan pada
makanan bertujuan untuk meningkatkan cita rasa makanan dan menekan rasa yang
tidak diinginkan dalam makanan, misalnya rasa bawang yang tajam, rasa sayuran
mentah dan rasa pahit dalam sayuran kaleng.
Bahan penyedap alami : bawang putih, bawang bombay, biji pala,
merica, ketumbar, sereh, daun pandan, daun salam, terasi, garam dapur dan
gula yang dicampur dengan komposisi tertentu, cuka dan asam jawa yang dapat
menyebabkan rasa makanan menjadi asam segar.
Penyedap sintetik yang digunakan
secara luas di rumah tangga adalah Monosodium Glutamat (MSG) atau yang lebih
dikenal dengan vetsin atau micin. MSG merupakan garam natrium dari asam
glutamat yang secara alami terdapat dalam protein nabati atau hewani, seperti
daging, susu, ikan, gandum, jagung dan kacang-kacangan. MSG dapat
meningkatkan cita rasa komponen-komponen lain yang terkandung dalam bahan
makanan. Sifat yang demikian disebut dengan taste enhancer ( penegas rasa).
|
Pengawet
Adalah bahan yang dapat mencegah
atau menghambat fermentasi, pengasaman atau penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme.
a) Pengawet Alami
Bahan pengawet alami yang sering
digunakan adalah garam, cuka, biji kepayang, dan gula. Gula (sukrosa) yang
dapat dipakai untuk mengawetkan buah-buahan (manisan) dan garam dapur yang
dapat digunakan untuk mengawetkan ikan. Metode pengawetan menggunakan garam
dapur (NaCl) telah dilakukan masyarakat luas selama bertahun-tahun.
b) Pengawet Buatan
Zat pengawet sintetis, contohnya:
asam cuka, sebagai pengawet acar dan natrium propionat atau kalsium propionat
dipakai untuk mengawetkan roti dan kue kering. Garam natrium benzoat, asam
sitrat, dan asam tartrat dipakai untuk mengawetkan makanan. natrium nitrat atau
sendawa (NaNO3) yang berfungsi untuk menjaga agar tampilan daging tetap merah.
Asam fosfat biasa ditambahkan pada beberapa minuman penyegar . Pengawet yang
tidak boleh dipergunakan untuk mengawetkan makanan, di antaranya formalin
dipakai untuk mengawetkan benda-benda, seperti mayat atau binatang yang sudah
mati. Pemakaian pengawet formalin untuk mengawetkan makanan, seperti bakso,
ikan asin, tahu, dan makanan jenis lainnya dapat menimbulkan risiko kesehatan.
Pengawet boraks bersifat desinfektan atau efektif dalam menghambat pertumbuhan
mikroba penyebab membusuknya makanan serta dapat memperbaiki tekstur makanan
sehingga lebih kenyal. Boraks hanya boleh dipergunakan untuk industri
nonpangan, seperti dalam pembuatan gelas, industri kertas, pengawet kayu, dan
keramik.
Jika boraks termakan dalam kadar
tertentu, dapat menimbulkan sejumlah efek samping bagi kesehatan, di antaranya:
a) gangguan pada
sistem saraf, ginjal, hati, dan kulit.
b) pendarahan di
lambung dan gangguan stimulasi saraf pusat.
c) terjadinya
komplikasi pada otak dan hati
d) menyebabkan
kematian jika ginjal mengandung boraks sebanyak 3–6 gram.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar